PROFIL KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH
Oleh
Drs. H. MOH. HOLILI, M.Pd.I
Kepala UPT SDN MANDARANREJO 2
KOTA PASURUAN
Jabatan
kepala sekolah merupakan salah satu jenis jabatan kepemimpinan dalam
dunia pendidikan. Ditinjau dari pengertiannya, kepemimpinan pendidikan
secara umum mempunyai makna “sebagai satu kemampuan dan proses
mempengaruhi, mengkoordionir, dan menggerakkan orang lain yang ada
hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan, pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan
dan pengajaran"” (Baca: Dirawat, Drs; et al: 1983 : 33)
Berpijak
pada pengertian di atas, maka kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan pada umumnya dan sebagai penggungjawab secara langsung
terselenggaranya proses belajar dalam lingkungan sub sistem
persaekolahan yang menjadi wewenangnya pada khususnya, senantiasa
dituntut melakukan berbagai inovasi (pembaharuan) yakni mengembangkan
sekolah sebagai Pusat Kebudayaan dan Ketahanan Sekolah. Hal ini penting,
karena sekolah harus ikut berkiprah dalam pembangunan bangsa dan
negara; yakni memperoses potensi yang dimiliki peserta didik berupa
bakat, minat dan kemampuan menjadi sumber daya manusia (SDM) Indonesia
yang tanggung dalam upaya menjawab tantangan adanya kemajuan
perkembvangan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sosial
budaya dan keamanan di lingkungan masyarakat.
Oleh
karena itu, untuk memangku jabatan kepala sekolah sebagai pemimnpin
pendidikan yang dapat melaksanakan dan memainkan peran dalam
pengembangan sekolah sebagai Pusat Kebudayaan dan Ketahanan Sekolah,
maka seorang kepala sekolah dituntut harus memenuhi
persyaratan-persyaratan, baik jasmani, rohani, maupun status sosial ekon
omi yang layak. Namun, tulisan ini hanya mengedepankan beberapa
persyaratan keperibadian yang menyangkut aspeks jasmaniah dan rohaniah
dari seorang kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yang baik.
Persyaratan kepribadian ini menjadi penting, karena banyak dikemukakan
oleh beberapa ahli pendidikan, seperti: Mc. Nerney, Stogdil, Terry,
Erwin Schall, Ordwdy, Dr. Le Bon, dan Ki Hajar Dewantoro; yang mana
antara satu dengan lainnya berbeda-beda, tetapi pada dasarnya mempunyai
makna yang sama, yakni saling melengkapi.
Adapun persyaratan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mencaklup beberap hal sebagai berikut:
1. Krakter dan moral yang tinggi
Seorang
kepala sekolah harus memiliki krakter dan moral yang tinggi, hal ini
mencakup beberapa kriteria sebagai berikut: (a) Bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, baik ucapan maupun perbuatan sehari-harinya. (b) Memiliki
keyakinan atau falsafah hidup yang kuat, jelas dan benar. (c) Teguh
pendirian di dalam memegang dan membela nilai-nilai hidup yang dijunjung
tinggi. (d) Penuh kasih sayang terhadap sesama manusia, teristimewa
kepada rekan-rekan sekerja dan oreang-orang yang dipimpinnya. (e)
Dermawan dan suka menolong. (f) Ikhlas dalam pengabdian. (g) Rendah hati
dan pema’af. (h) Berani dan percaya pada diri sendiri. (I) Sopan,
jujur, dan bertanggungjawab. (j) Berani mengakui kekurangan dan
kesalahan. (k) Teguh di dalam memegang dan menaati janji. (l) Bersikap
adil dan bijaksana.
2. Semangat dan kemampuan intelektual
Seorang
kepala sekolah harus memiliki semangat dan kemampuan intelektual yang
mumpuni, hal ini memncakuyp beberapa kriteria sebagai berikut: (a)
Memiliki kecerdasan yang relatif tinggi. (b) Sistimatis dalam berfikir.
(c) Kritis di dalam menganalisis setiap masalah. (d) Memiliki kemurnian
atau keaslian dalam berpendapat. (e) Kreatif dalam berencana dan
berbuat. (f) Memiliki sikap optimisme-paedagogis. (g) Memiliki
pengetahuan yang berhubungan dengan jabatannya, dan pengetahuan umuym
yang relatif luas. (h) Memiliki kegemaran dan lapangan minat yang
relatif positif dan luas. (I) Memiliki kemauan yang kuat dan semangat
yang hangat di dalam menghadapi setiap problem dan tugas-tugas jabatan.
3. Kematangan dan keseimbangan emosi
Seorang
kepala sekolah harus memiliki kematangan dan keseimbangan emosi yang
handal, hal ini mencakup beberapa kriteria sebagai berikut: (a)
Mengutamakan ratio dan semangat diskusi (discussion minded) di dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. (b) Tidak pemarah atau penaik darah (phlegmatious).
(c) Selalu riang dan cukup humoris. (d) Dapat mengendalikan perasaan
yang meluap. (e) Bersikap tenang di dalam menghadapi situasi-situasi
kritis. (f) Memiliki sikap dan pendirian yang mantap. (g) Teratur,
terarah, dan terkontrol dalam penyampaian maksud, pendapat, atau buah
pikiran. (h) Dapat menyimppan rahasia jabatan. (I) Berjiwa tentram dan
penuh kedamaian.
4. Kematangan dan penyesuaian sosial.
Seorang
kepala sekolah harus memiliki kematangan dan penyesuaian sosial yang
benar-benar-benar tumbuh dari hati nurani, hal ini mencakup beberapa
kriteria sebagai berikut: (a) Menyadari diri dan statusnya dalam setiap
lingkungan sosialnya. (b) Mengetahui dan mentaati huykum-hukum,
peraturan-peraturan dan tuntutan-tuntutan sosial dimana ia bereda. (c)
Mengakui kepemimpinan orang lain. (d) Mengakui dan menghormati hak-hak
orang lain. (e) Menghormati pribadi dan pendapat orang lain. (f) Suka
dan dapat bekerja sama dengan orang lain. (g) Ramah, supel dan luwes
dalam pergaulan. (h) Berorientasi dan concern terhadap kepentingan masyarakat (community oriented).
5. Kemampuan kepemimpinan
Seorang
kepala sekolah harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang tumbuh karena
bakat, pengalaman, dan peningkatan pendidikan. Hal ini mencakup
beberapa kriteria sebagai berikut: (a) Dapat memahami secara jelas,
menerangkan dan mendiskusikan dengan teman-teman sekerjanya tentang
tujuan-tujuan kongkrit yang hendak dicapai bersama. (b) Memiliki
pandangan yang jauh kedepan dan menyeluruh (projective and prospective).(c)
Dapat menggerakkan dan memanfaatkan secara obyektif segala potensi
porsonil dan materiil yang ada untuk mencapai tujuan-tujuan dari lembaga
yang dipimpinnya. (d) Dapat mendoprong dan membina kerjasama secara
efektif dalam kelompok kerjanya. (e) Memahami tentang cara-cara
memotivasi staf teman sekerja atau orang yang dipimpinnya, sehingga
mereka rela dan penuh gairah serta tanggungjawab bagi pencapaian
tujuan-tujuan yang telah disepakati bersama. (f) Peka terhadap setiap
gejala atau rangsangan-rangsangan yang bisa menghambat kelancaran dan
efektivitas kerja staf dari lembaga sekolah yang dipimpinnya. (g) Dapat
memberikan keputusan-keptusan yang tepat dalam waktu singkat tenntang
masalah-masal;ah yang menyangkut kegiatan dan kehidupan kelompok
kerjanya. (h) Menaruh perhatian yang besar dan merasa concern terhadap
problema-problema pribadi dan jabatan yang dihadapi oleh anggota staf,
teman sekerja atau orang-orang yang dipimpinnya. (I) Dapat berbicara
dengan baik, sistimatis dan lancar (publik speaker)
6. Kemampuan mendidik dan mengajar
Seorang
kepala sekolah pada dasarnya tidak dibenarkan melupakan masalah-masalah
yang berkaitan dengan kemampuan mendidik dan mengajar, walaupun sudah
tidak lagi menjadi guru, melainkan ia harus menjadi contoh yang lebih
profesional bagi guru-guru yang dipimpinnya. Kemampuan mendidik dan
mengajar bagi seorang kepala sekolah ini mencakup beberapa kriteria
sebagai berikut: (a) Memahami secara jelas tujuan-tujuan mendidik dan
pengalaman belajar serta aktivitas pengajaran. (b) Memahami
materi-materi pengajaran dan pengalaman belajar yang paling sesuai bagi
pencapaian tujuan mendidik dan mengajar. (c) Memahami dan dapat
memberikan contoh-contoh atau menggunakan konsep metode-metode mengajar
dan belajar yang up to date dengan berbagai variasi yang
menghidupkan dan memperkaya suasana belajar dan mengajar. (d) Mengetahui
sumber-sumber bahan pengajaran yang ada di dalam lingkungan sekolah dan
ditengah-tengah masyarakat (community resources) serta
memanfaatkannya secara efektif. (e) Memahami dan dapat membimbing proses
belajar dan mengajar. (f) Pandai merencanakan pelaksanaan pengajaran
yang sukses (instructional planning). (g) Dapat menerangkan
segala sesuatu secara jelas, mudah di mengerti oleh guru-guru atau
murid-murid dengan sistimatis. (h) Dapat menilai hasil-hasil pendidikan
pengajaran secara tepat, dapat dipercaya dan obyektif (valid, reliable, dan obyektive). (I) Bersikap kontinyu di dalam pertumbuhan pribadi dan jabatan secara profesional.
7. Kesehatan dan penampakan jasmaniah.
Seorang
kepala sekolah harus senantiasa menjaga kesehatannya, baik jasmani
maupun rohani, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan yang
menjadi tanggungjawabnya dengan baik. Hal ini dapat ditransformasikan
dalam penampakan prilaku sehari-hari seorang kepala sekolah sebagai
berikut: (a) Memiliki tampang jasmani yang baik dalam arti tidak cacat.
(b) Memiliki tenaga jasmaniah yang memadahi. (c) Sehat dan penuh
kesegaran. (d) Simpatik dalam gerak, gaya dan sikap. (e) Pembersih,
bercukur dan bersisir rapi. (f) Mengenakan pakaian yang sopan, pantas
dan tidak berlebih-lebihan. (g) Warna-warni pakaian yang dikenakan tidak
menyolok dan sedap dipandang mata. (h) Tanu memilih dan menggunakan
pakaian yang sesuai dengan situasi dan tempat.
Dari
uraian persyaratan kepribadian di atas dapatkesimpulan bahwa tidak
semua orang atau guru dapat menduduki jabatan kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan, kalau memang benar-benar aturan tersebut
diterapkan. Jabatan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dipilih dari guru-guru yang benar-benar memenuhi persyaratan, baik jasmani, rohani, status sosial, ekonomi, prestasi kerja, maupun masalah kepribadiannya.
Demikian
tulisan ini, semoga ada guna dan manfaatnya bagi segenap pejabat
pengambil keputusan khususnya, dan para pengelola lembaga satuan
pendidikan pada umumnya.
0 komentar:
Posting Komentar