Read More

Hari Pertama Sekolah

Dokumentasi Hari Pertama Sekolah
Read More

Slide 2 Title Here

Slide 2 Description Here
Read More

Slide 3 Title Here

Slide 3 Description Here
Read More

Slide 4 Title Here

Slide 4 Description Here
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

Selasa, 29 Oktober 2019

*BUKA MATA HATI*
*TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH*
*Oleh Abuxabdi Wira*
*A. MENYUSUN PROGRAM KERJA*
1. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan visi sekolah.
2. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan misi sekolah.
3. Merumuskan, menetapkan, dan mengembangkan tujuan sekolah.
4. Membuat Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
5. Membuat perencanaan program induksi

*B. PELAKSANAKAN RENCANA KERJA*
1. Menyusun pedoman kerja;
2. Menyusun struktur organisasi sekolah
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan sekolah per semester dan Tahunan;
4. Menyusun pengelolaan kesiswaan yang meliputi: --melaksanakan penerimaan peserta didik baru;--memberikan layanan konseling kepada peserta didik;--melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik;--melakukan pembinaan prestasi unggulan;--melakukan pelacakan terhadap alumni;
5. Menyusun KTSP, kalender pendidikan, dan kegiatan pembelajaran;
6. Mengelola pendidik dan tenaga kependidikan;
7. Mengelola sarana dan prasarana;
8. Membimbing guru pemula;
9. Mengelola keuangan dan pembiayaan;
10. Mengelola budaya dan lingkungan sekolah;
11. Memberdayakan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah;
12. Melaksanakan program induksi.

*C. SUPERVISI DAN EVALUASI*
*1. Menyusun program supervisi*
*2. Melaksanakan program supervisi.*
*3. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)*
*4. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan KTSP*
*5. Mengevaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan*
*6. Menyiapkan kelengkapan akreditasi sekolah*
*D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH*
*Kepala sekolah melaksanakan tugas kepemimpinan sebagai berikut*
1. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
2. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;
4.membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu;
bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
5. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
6. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat;
7. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;
8. menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
9.bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum;
melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
10. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
11. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
12. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
13. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/ madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif;
menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
14. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
15. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya;
16. merencanakan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di Sekolah/ Madrasah;
17. menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi di sekolah dan dokumen terkait seperti KTSP, silabus, peraturan dan tata tertib sekolah baik bagi guru maupun bagi siswa, prosedur-prosedur P3K, prosedur keamanan sekolah;
18. melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
19. menunjuk pembimbing dari guru yang dianggap layak (profesional)
20. membuat surat keputusan pengangkatan guru menjadi pembimbing bagi guru pemula;
21. menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing;
22. mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/ madrasah tidak dapat menjadi pembimbing;
23. memantau secara reguler proses pembimbingan dan perkembangan guru pemula;
24. memantau kinerja guru pembimbing dalam melakukan pembimbingan;
25. melakukan observasi kegiatan mengajar yang dilakukan guru pemula dan memberikan masukan untuk perbaikan;
26. memberi penilaian kinerja kepada guru pemula;
27. menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dengan mempertimbangkan masukan dan saran dari pembimbing, pengawas sekolah/ madrasah, dan memberikan salinan laporan tersebut kepada guru pemula;
28. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
29. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
30. membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
31. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/ madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif;
menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
32. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab;
33. mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.
*E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN*
*Kepala sekolah, dalam sistem informasi sekolah perlu:*
1. menciptakan atmosfer akademik yang kondusif dengan membangun budaya sekolah untuk menciptakan suasana yang kompetitif bagi siswa, rasa tanggung jawab bagi guru dan karyawan, menimbulkan rasa nyaman dalam bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti penting kemajuan, dan
2. menumbuhkan kedisiplinan tinggi;
3. melakukan penataan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi warga sekolah berbasis kinerja;
4. menjalinan kerjasama dengan pihak lain;
didukung oleh penerapan TIK dalam manajemen sekolah;
didukung oleh kepemimpinan/manajerial yang kuat, dan memiliki tingkat sustainabilitas tinggi;
5. penguatan eksistensi lembaga dengan melakukan sosialisasi kepada semua
pihak untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama sehingga
sekolah/madrasah memperoleh dukungan secara maksimal;
6. penguatan manajemen sekolah dengan melakukan restrukturisasi dan
reorganisasi intern sekolah apabila dipandang perlu (tanpa mengubah atau
bertentangan dengan peraturan yang ada) sebagai bentuk pengembangan
dan pemberdayaan potensi sekolah;
7. melakukan penguatan kerjasama dengan membangun jaringan yang lebih
luas dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri, yang
dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman (MoU);
8. meminimalkan masalah yang timbul di sekolah melalui penguatan rasa
kekeluargaan dan kebersamaan untuk memajukan sekolah;
9. melakukan penguatan input sekolah dengan melengkapi berbagai fasilitas.
(perangkat keras dan lunak) manajemen sekolah, agar implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis TIK lebih efektif.
Read More

*BUKA MATA HATI*
Aku sangat bersyukur kepada Alloh SWT, disebabkan para peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Mandaranrejo II mulai bersinar dan berprestasi kembali, dimana sejak tahun 2006 tidak ada prestasi apapun alias mandek total
Kemarin hari Sabtu, 26 Oktober 2019 telah kami terima 7 buah PIALA PENCAK SILAT dari bpk Plt Walikota Pasuruan bertempat di Kantor Kec. Panggungrejo. Sebelumnya pada bulan Pebruari ,2019 lalu, bebeberapa piala sebagai JUARA UMUM dari lomba AYO MAINAN YUK dari SMP BAYT HIKMAH dan pada bulan Juni 2019 2 muridku mendapat Medali Emas dan Medali Perak dari PENCAK SILAT Tingkat Nasional di Yogyakarta.
BUKAN RADIO melainkan TELIVISI. Aku tidak mau PIDATO melainkan memberikan sebuah BUKTI yang nyata. Insya Alloh.
Berikut nama-nama anak didiku yang dapat JUARA 1, 2 dan 3 dari lomba tanding PENCAK SILAT Tingkat Kota Pasuruan pada 22 sd 23 September 2019 bulan lalu, sebagai berikut:
M. Iqbal juara 1
Naura Syarifah juara 1
Hasan Soleh juara 2
Nabilah juara 3
Mila juara 3
Yasmin Dwi M juara 3
Prastiyo J juara 3

Read More

Selasa, 22 Oktober 2019


BEBERAPA KIAT KEPALA SEKOLAH
DALAM MENUMBUHKAN SEMANGAT KERJASAMA DI SEKOLAH
Oleh
Drs. H. MOH. HOLILI, M.Pd.I
Kepala UPT SDN MANDARANREJO II KOTA PASURUAN


Kerja sama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai mahluk sosial. Kerja sama memiliki dimensi yang sangat luas dalam kehidupan manusia, baik terkait tujuan positif maupun negatif.  Dalam hal apa, bagaimana, kapan dan di mana seseorang harus bekerjasama dengan orang lain tergantung pada kompleksitas dan tingkat kemajuan peradaban orang tersebut. Semakin modern seseorang, maka ia akan  semakin banyak bekerja sama dengan orang lain, bahkan seakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu tentunya dengan bantuan perangkat teknologi yang modern pula.
Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia. Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam kehidupan keluarga. Setelah dewasa, kerjasama akan semakin berkembang dengan banyak orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada taraf ini, kerjasama tidak hanya didasarkan hubungan kekeluargaan, tetapi semakin kompleks. Dasar utama dalam kerja sama ini adalah keahlian, di mana masing-masing orang yang memiliki keahlian berbeda, bekerja bersama menjadi satu kelompok/tim dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Kerja sama tersebut adakalanya harus dilakukan dengan orang yang sama sekali belum dikenal, dan begitu berjumpa langsung harus bekerja bersama dalam sebuah kolempok. Oleh karena itu, selain keahlian juga dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri dalam setiap lingkungan atau bersama segala mitra yang dijumpai.
Dari sudut pandang sosiologis, pelaksanaan kerjasama antar kelompok masyarakat ada tiga bentuk, yaitu: (a) bargaining yaitu kerjasama antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau jabatan tertentu, (b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela menerima unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi, dan (c) coalition yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Di antara oganisasi yang berkoalisi memiliki batas-batas tertentu dalam kerjasama sehingga jati diri dari masing-masing organisasi yang berkoalisi masih ada. Bentuk-bentuk kerjasama di atas biasanya terjadai dalam dunia politik (Soekanto, 1986).
Selain pandangan sosiologis, kerjasama dapat pula dilihat dari sudut manajemen yaitu dimaknai dengan istilah collaboration. Makna ini sering digunakan dalam terminologi manajemen pemberdayaan staf yaitu satu kerjasama antara manajer dengan staf dalam mengelola organisasi. Dalam manajemen pemberdayaan, staf bukan dianggap sebagai bawahan tetapi dianggap mitra kerja dalam usaha organisasi (Stewart, 1998).
Kerja sama (collaboration) dalam pandangan Stewart merupakan bagian dari kecakapan ”manajemen baru” yang belum nampak pada manajemen tradisional. Dalam bersosialisasi dan berorganisasi, bekerjasama memiliki kedudukan yang sentral karena esensi dari kehidupan sosial dan berorganisasi adalah kesepakatan bekerjasama. Tidak ada organisasi tanpa  kerjasama. Bahkan dalam pemberdayaan organisasi, kerjasama adalah tujuan akhir dari setiap program pemberdayaan. Manajer akan ditakar keberhasilannya dari seberapa mampu ia menciptakan kerjasama di dalam organisasi (intern), dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi (ekstern).
Sekolah adalah sebuah oganisasi. Di dalam sekolah terdapat struktur organisasi, mulai kepala sekolah, wakil kepala, dewan guru, staf, komite sekolah, dan tentu saja siswa-siswi. Dalam sekolah terdapat kurikulum dan pembelajaran, biaya, sarana, dan hal-hal lain yang harus direncanakan, dilaksankan, dipimpin, dan diawasi, yang kesemuanya itu bermuara pada hubungan kerja sama atau human relation.
Terkait dengan cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah, Michael Maginn (2004) mengemukakan 14 (empat belas) cara, yakni:
  1. Tentukan tujuan bersama dengan jelas.
Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa.  Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
  1. Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota.
Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.
  1. Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama.
Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
  1. Hindari masalah yang bisa diprediksi.
Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi.  Seorang pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
  1. Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama.
Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga  ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan..
  1. Ajarkan rekan baru satu tim
Agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
  1. Selalulah bekerjasama,
Caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim  seharusnya menciptakan lingkunganyang terbuka dengan gagasan  setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
  1. Wujudkan gagasan menjadi kenyataan.
Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
  1. Aturlah perbedaan secara aktif.
Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai  kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif.
  1. Perangi virus konflik,
Jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani.
  1. Saling percaya.
Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi,  tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya  berawal dari  kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu konflik.
  1. Saling memberi penghargaan.
Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain.
  1. Evaluasilah tim secara teratur.
Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
  1. Jangan menyerah.
Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.
Demikinan tulisan semoga ada guna dan manfaatnya bagi segenap pengelola lembaga pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara optimal.

&&&&&&&&
Sumber:
Soekanto, S. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Maginn, M. 2004. Making Teams Work: 24 Poin Penting Seputar Kesuksesan dalam Bekerjasama. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Stewart, A. 1998. Empowering People. Yogyakarta: Kanisius.

000



Read More

*MENGENAL KONSEP SEKOLAH RAMAH ANAK DAN PENERAPANNYA*

Perkembangan dunia pendidikan seiring dengan perkembangannya zaman menyebabkan banyak pola pikir mengenai pendidikan. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Islam telah memberikan dasar-dasar konsep pendidikan dan pembinaan anak, bahkan sejak masih dalam kandungan . Jika anak sejak dini telah mendapatkan pendidikan Islam, Insya allah ia akan tumbuh menjadi insan yang mencintai Allah dan Rasul Nya serta berbakti kepada orang tuanya. Upaya dalam mendidik anak dalam naungan Islam sering mengalami kendala. Perlu disadari disini, betapa pun beratnya kendala ini, hendaknya orangtua bersabar dan menjadikan kendala-kendala tersebut sebagai tantangan dan ujian.
Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Kebiasaan anak meniru orang tua yang dicintainya dan memandang benar perilaku mereka. Dengan demikian, orang tua dan para guru sangat dianjurkan untuk memperhatikan perkara-perkara berikut ini :
Mendorong anak untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an
Mendorong anak untuk menghafal hadits-hadits Nabi SAW.
Mendorong anak untuk menghayati ciptaan-ciptaan Allah SWT yang tampak disekelilingnya.
Mendorong anak untuk melaksanakan shalat pada waktunya, sejak berumur tujuh tahun. Orang tua benar-benar menjadi panutan pada saat menemaninya menuju masjid untuk melaksanakan shalat.
Melatih anak untuk bersadar dan ridla terhadap penyakit atau permasalahan yang sedang menimpanya. Tak lupa, beritahukan kepada anak tentang pahala yang dijanjikan Allah SWT bagi orang-orang yang sabar.
Mengajarkan kepada anak tentang pentingnya mencintai Allah SWT beserta Rasul-Nya dan keutamaan-keutamaan lainnya seperti : taubat, sabar, syukur, memiliki harapan, bertawakkal kepada Allah dan ikhlas.
Mengajarkan kepada anak tentang pentingnya mensucikan hati dari berbagai penyakit hasud, iri, dengki, rasa benci dan antipati.
Melatih anak untuk senang bersedekah kepada fakir miskin dari harta pribadi yang dimilikinya. Agar belajar menjadi penderma sejak kecil.
Membacakan kisah-kisah para Nabi dan kisah-kisah dalam Al-quran kepada anak.
Konsisten dalam menampakkan prilaku positif dihadapan anak-anak sehingga, baik orang tua maupun guru dapat menjadi penuntun yang baik bagi mereka.
Masalah seputar kehidupan anak telah menjadi perhatian sejak lama. Apalagi di era globaliasasi saat ini, seiring dengan pergeseran pranata sosial yang mengakibatkan maraknya tindakan asusila dan kekerasan, maka diperlukan adanya perlindungan terhadap hak-hak anak khususnya anak-anak Indonesia.
Banyak terjadinya kekerasan terhadap anak di Indonesia semakin memprihatinkan. Ironisnya, kekerasan justru banyak terjadi di sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar dan tumbuh kembang anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan UNICEF (2006) di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 80% kekerasan yang terjadi pada siswa dilakukan oleh guru. Pemberitaan mengenai kekerasan terhadap anak marak diberitakan, seperti mengenai peserta didik yang melakukan kekerasan pada peserta didik lainnya, contohnya kasus IPDN, kasus MOS, OSPEK, dan lain-lain.
Hal ini, tentu mengejutkan bagi kita. Kita tahu bahwa sekolah merupakan tempat yang aman bagi anak. Namun ternyata di beberapa sekolah masih banyak terjadi kekerasan pada anak yang dilakukan oleh sesama peserta didik, guru atau pihak lain di dalam lingkungan sekolah. Sebenarnya kekerasan terhadap anak tidak hanya di sekolah, di lingkungan rumah pun kekerasan dapat terjadi, hal itu dapat dilihat dari banyaknya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan anak-anak yang selalu menjadi korbannya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak seperti contoh, anak akan berkarakter keras, acuh tak acuh, penakut dan masih banyak lagi.
Menyadari hal tersebut, di sekolah perlu di kembangkan pembelajaran yang humanistik yaitu model pembelajaran yang menyadari bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi yang otomatis namun membutuhkan keterlibatan mental, dan mengubah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan memadukan potensi fisik dan psikis peserta didik. Kondisi tersebut tidak hanya di sekolah, di lingkungan rumah maupun masyarakat pun perlu diciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.
Sebagai sebuah proses, pendidikan adalah proses panjang seseorang mendapatkan pembelajaran. Dalam Islam, pendidikan itu bahkan sudah dimulai ketika seseorang mencari jodoh, menikah dan berumah tangga, yang kemudian berlanjut ketika anak masih di dalam kandungan, lalu fase bayi dan seterusnya. Dan semua proses itu haruslah nyaman dan mendatangkan rasa bahagia, terutama bagi ibu. Dengan demikian, diharapkan kelak ibu dapat merawat dan mendidik anaknya dengan perasaan nyaman dan bahagia pula, sehingga potensi-potensi kebaikan yang ada dalam diri sang anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang kondusif. Inilah cikap bakal pendidikan yang ramah anak, dan itu dimulai dari rumah. Anak berinteraksi dengan kedua orang tua, keluarga dan lingkungan rumahnya dengan perasaan nyaman.
Pendidikan ramah anak adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang mengutamakan nilai humanistik yang disebut juga mendidik anak dengan pendekatan kasih sayang. Anak tidak lagi dijadikan obyek pembelajaran namun sebagai subyek pembelajaran, dimana orang tua dan guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing bagi mereka. Dengan kata lain bahwa pendidikan ramah anak adalah pengembangan pembelajaran yang humanistik pada anak dan berusaha mengubah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan memenuhi atau mendukung hak anak serta memadukan potensi fisik, psikis dan mental anak dengan pendekatan kasih sayang baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara.
Konsep pendidikan ramah anak terlahir karena adanya UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak sebagai implementasi dari Konvensi Hak Anak (KHA) di Indonesia. Konvensi Hak Anak (KHA) adalah konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang melindungi hak-hak anak. Undang-undang perlindungan anak adalah salah satu bagian dari mengoperasionalkan Konvensi Hak Anak (KHA). UU Perlindungan Anak adalah satu undangundang mengenai hak-hak anak yang menjelaskan secara rinci tentang perlindungan anak. Perlindungan adalah salah satu dari hak-hak anak yang esensial. Perlindungan ini meliputi perlindungan terhadap kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, dan penelantaran. UU Perlindungan Anak memberikan kerangka payung yang sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan bagi sebagian besar anak-anak rentan/rawan. Salah satu kekuatan dari UU ini adalah adanya sangsi yang jelas dan tegas terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap hak anak.
Dalam pendidikan Islam, pendidikan ramah anak itupun diterapkan. Sebab dalam pendidikan Islam anak merupakan sejuta energi yang akan menguatkan ikatan cinta, ikatan asa, dan ikatan-ikatan lain. Sebab hakikat perlindungan anak dalam Islam adalah penampakan kasih sayang, yang diwujudkan kedalam pemenuhan hak dasar dan pemberian perlindungan dari tindakan kekerasan dan perbuatan diskriminasi. Dalam diri orang tua, Allah menanamkan perasaan cinta dan kasih sayang terhadap anaknya. Perasaan cinta dan kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan anak baik jasmani maupun rohani, serta melindungi anak dari setiap tindak kekerasan dan diskriminasi akan berpengaruh baik pada tumbuh kembang anak sehingga anak memiliki mental yang kuat dan tangguh, dan modal untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan kelak dikemudian hari.
Dalam Islam anak juga memiliki hak yang di tuntut dari orang tua. Diantara hak anak dari orangtua adalah:
Hak memperoleh kasih sayang dan perhatian.
Hak memperoleh bimbingan.
Hak mengutarakan dan di dengarkan pendapatnya.
Firman Allah dalam surat Ali Imran
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kamudian apabila kamu telah membulat tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.” (QS. Ali-Imran : 159)
Pendidikan yang ramah anak harus dimulai dari unit terkecil sebuah negara, yaitu keluarga. Setiap keluarga harus menjadi lembaga pendidikan pertama yang dikenal anak. Di sana mereka tumbuh dan berkembang, sesuai dengan talenta dan kemampuannya. Mereka tumbuh dalam kedamaian dan limpahan kasih sayang. Dan suasana ini harus berlanjut (atau dilanjutkan!) ke lembaga pendidikan yang mereka masuki.
Minimal ada 5 (lima) indikasi sebuah kawasan hidup yang berada dalam kategori ramah anak:
Anak terlibat dalam pengambilan keputusan tentang masa depan diri, keluarga, dan lingkungannya.
Kemudahan mendapatkan layanan dasar pendidikan, kesehatan dan layanan lain untuk tumbuh kembang.
Adanya ruang terbuka untuk anak dapat berkumpul, bermain, dan berkreasi dengan sejawatnya dengan aman serta nyaman.
Adanya aturan yang melindungi anak dari bentuk kekerasan dan eksploitasi.
Tidak adanya diskriminasi dalam hal apapun terkait suku, ras, agama, dan golongan.
Pendidikan yang ramah anak juga harus tercipta di lingkungan lembaga pendidikan, sejak dari Kelompok Bermain, PAUD, TK, SD dan seterusnya. Di manapun anak tumbuh dan berkembang, dia harus terbebas dari tekanan fisik dan psikis, terbebas dari rasa takut dan diskriminasi. Itu semua dijamin oleh Negara, seperti yang tertuang dalam Bab I Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Sekolah adalah institusi yang memiliki mandat untuk menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran secara sistematis dan berkesinambungan. Para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah diharapkan menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik berperilaku terpelajar. Perilaku terpelajar ditampilkan dalam bentuk pencapaian prestasi akademik, menunjukkan perilaku yang beretika dan berakhlak mulia, memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Untuk mewujudkan pendidikan yang ramah anak, orang tua dan guru harus mengubah paradigma berpikirnya, bahwa pendidikan itu harus berpusat pada (kepentingan) anak. Artinya, proses pendidikan dan pembelajaran harus membuat anak nyaman dan bahagia. Karena sesungguhnya pendidikan anak bukan untuk mengakomodasi ambisi orang tua, bukan juga untuk menaikkan prestise sekolah atau lembaga pendidikan tempat anak “dititipkan”. Orang tua mereka kemudian menyerahkan “tongkat estafet” kepada para guru agar menemani anak-anak itu bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.
Pendidikan yang ramah anak menjadikan guru sebagai orang tua murid. Artinya, guru bukan orang tua kedua bagi murid, tapi orang tua. Sehingga sebagai orang tua, tentu saja guru akan memberikan yang terbaik dari apa yang dia miliki.
Untukmenciptakan sekolah yang ramah bagi anak ada beberapa hal yang harus dipenuhi:
Perasaan aman dan nyaman dalam belajar
Metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di pahami
Iklim kompetisi yang sehat dalam berprestasi
Iklim akademis yang mendukung adanya kajian-kajian kritis dalam forum-forum diskusi kecil diluar jam pelajaran.
Penerapan sekolah ramah anak (SRA) dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
Belajar bersama sebagai suatu komunitas belajar
Menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran
Mendorong partisipasi anak dalam belajar, dengan memberikan
kebebasan anak dalam berkreasi dan mengeluarkan pendapat.
Guru memiliki minat untuk memberikan layanan pendidikan yang
terbaik dengan tidak membeda-bedakan status sosial anak didiknya.
Membiasakan anak bertoleransi dengan teman-temannya dengan
menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
Menghindari hukuman yang tidak rasional dan menggantinya dengan
hukuman yang edukatif.
Menerapkan srtategi pembelajaran berbasis PAIKEM (pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).
Dalam usaha mewujudkan Sekolah Ramah Anak perlu didukung oleh berbagai pihak antara lain keluarga dan masyarakat yang sebenarnya merupakan pusat pendidikan terdekat anak. Lingkungan yang mendukung, melindungi memberi rasa aman dan nyaman bagi anak akan sangat membantu proses mencari jati diri. Kebiasaan anak memiliki kecenderungan meniru, mencoba dan mencari pengakuan akan eksistensinya pada lingkungan tempat mereka tinggal. Sekolah harus menciptakan suasana yang konduksif agar anak merasa nyaman dan dapat mengekspresikan potensinya. Agar suasana konduksif tersebut tercipta, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, terutama:
Program sekolah yang sesuai
Program sekolah seharusnya disesuaikan dengan dunia anak, artinya program disesuaikan dengan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.Anak tidak harus dipaksakan melakukan sesuatu tetapi dengan program tersebut anak secara otomatis terdorong untuk mengeksplorasi dirinya.Faktor penting yang perlu diperhatikan sekolah adalah partisipasi aktif anak terhadap kegaiatan yang diprogramkan.Partisipasi yang tumbuh karena sesuai dengan kebutuhan anak
Lingkungan sekolah yang mendukung
Suasana lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat bagi anak untuk belajar tentang kehidupan.Apalagi sekolah yang memprogramkan kegiatannya sampai sore. Suasana aktivitas anak yang ada di masyarakat juga diprogramkan di sekolah sehingga anak tetap mendapatkan pengalaman-pengalaman yang seharusnya ia dapatkan di masyarakat. Bagi anak lingkungan dan suasana yang memungkinkan untuk bermain sangatlah penting karena bermain bagi anak merupakan bagian dari hidupnya. Bahkan UNESCO menyatakan “Right to play” (hak bermain).
Sarana-prasarana yang memadai
Sarana-prasarana utama yang dibutuhkan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan pembelajaran anak. Sarana-prasarana tidak harus mahal tetapi sesuai dengan kebutuhan anak. Adanya zona aman dan selamat ke sekolah, adanya kawasan bebas reklame rokok, pendidikan inklusif juga merupakan faktor yang diperhatikan sekolah. Sekolah juga perlu melakukan penataan lingkungan sekolah dan kelas yang menarik, memikat, mengesankan, dan pola pengasuhan dan pendekatan individual sehingga sekolah menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan. Sekolah juga menjamin hak partisipasi anak. Adanya forum anak, ketersediaan pusat-pusat informasi layak anak, ketersediaan fasilitas kreatif dan rekreatif pada anak, ketersediaan kotak saran kelas dan sekolah, ketersediaan papan pengumuman, ketersediaan majalah atau koran anak. Sekolah hendaknya memungkinkan anak untuk melakukan sesuatu yang meliputi hak untuk mengungkapkan pandangan dan perasaannya terhadap situasi yang memiliki dampak pada anak.
Konsep pendidikan ramah anak secara umum maupun dalam perspektif pendidikan Islam, baik dalam proses dan pola, keduanya dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dengan menggunakan pendekatan kasih sayang dan berbasis humanistik dengan tujuan yang sama yaitu, membentuk anak berkarakter positif (berakhlakul karimah), meskipun landasan keduanya berbeda, dimana konsep pendidikan ramah anak secara umum berlandaskan pada UU No.23 tahun 2002 tentang perlindangan anak, sedangkan dalam pendidikan Islam berlandaskan pada al-Qur’an dan As-Sunnah.
Keluarga muslim berperan sebagai pendidik yang paling utama dalam kehidupan anak. Jadi, keluarga inilah yang bertanggung jawab untuk membekali anak dengan dasar-dasar bahasa dan prinsip-prinsip ajaran Islam. Disamping itu, keluarga juga bertanggung jawab untuk memberikan pengetahuan terhadap anak tentang berbagai ide pemikiran, keimanan, keyakinan, dan nilai-nilai positif. Karena semua itu merupakan batasan-batasan kebudayaan yang akan membentuk karakter anak.
Agama Islam telah memperhatikan pendidikan dan pembelajaran anak dengan ajara-ajaran Islam. Sehingga nilai-nilai pendidikan tersebut dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi anak untuk mencapai kehidupan mulia. Dalam konteks ini, agama Islam mempersiapkan seorang anak layaknya seperti sel yang akan menjadi bagian dari keluarga masyarakat.
Read More

Salah seorang anak didikku yang juara 3 PENCAK SILAT tingkat Kota Pasuruan, untuk selanjutnya akan menuju lomba tanding PENCAK. SILAT di Tingkat Propinsi Jawa Timur, ada kendala sedikit.
Aku selaku kepala Sekolah Dasar Negeri Mandaranrejo II mendapat laporan dari salah seorang mitra kerjaku bahwa anak didikku yang juara 3 tudak mendaoat ijin dari orang tuanya.
Mendapat laporan tersebut, aku tidak tinggal diam, langsung saya perintahkan unruk memanggil anak tersebut untuk menghadap diruang kerjaku.
Ketika anak tersebut menghadapku, ia menangis tersedu-tersedu, dan menyatakan akan ikut lomba tanding PENCAK SILAT di Tingkat Propinsi Jawa Timur pada tanggal 23 dan 24 Nopember 2019 bulan depan, cuma ia tidak mendapat ijin dari ibunya. Anak tersebut aku rangkul seraya memberikan motivasi untuk selalu bermental juara
Mendapat laporan tidak mendapat ijin dari orang tuanya, aku bukan tipe orang yang hanya duduk manis di meja kerjaku dan hanya terima lamporan ABS (Asal Bapak Senang) dari mitra kerjaku yang loyal pada pimpinan.
Aku langsung mengambil langkah kilat, mengajak mitra kerjaku dan anak tersebut untuk SILATURROHMI pada orang tuamyam
Alhamdulillah, saya bertemu lanhsung dengan orang tuanya. Aku jelaskan tentang aneka program ekstrakuler di sekolah, mulai dari pembinaan MTQ (MUSABAQOH TILAWATIL QUR'AN), ekstrakurikuler komputer, Al Banhari, Drum band dan pramuka.
Setelah mendapat penjelasan tersebut, akhirnya orang tua anak tersebut mengijinkan dan mau menanda tangani SURAT PERNYATAAN diatas MATERAI.
Aku paling alergi pada siapapun yang cuma omong doang, prestasi nol besar dan untuk menutupi ketidak mampuannya, ia mendiskriditkan aku di media sosial dengan statmen aku seorang pemimpin yang gagal membina anak buahnya.
Lhooo....kegagalannya dimana? 12 orang dari 13 orang mitra kerjaku, nurut dan patuh pada kepemimpinan aku, hanya seorang tersebut yang tidak nurut. Aku persilahkan mundur atau mutasi pada tempat kerja yang sesuai dengan seleranya.
Berikut foto pendukung dalam mengatasi problematika dari anak yang tidak mendapat ijin dari orang tuanya dan akhirnya mengijinkan juga
Subhanalloh


Read More

Alhamdulillahirobbil'amiin, walaupun tanpa keterlibatan guru PJOK di Sekolah Dasar Negeri Mandaranrejo II Kota Pasiruan, dimana diberika tugas menyeleksi murid, ia menolak mentah-mentah tanpa alasan yang rasional, aku selaku kepala sekolah dengan berpijak pada *Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)* yang aku fahami, aku bisa menggerakkan semua potensi yang ada disekolah. Hal ini terbukti dari 15 anak yang ikut lomba tanding *PENCAK SILAT* pada tanggal 22 sd 23 September 2019 di GOR Untung Surapati Kota Pasuruan bulan lalu , 6 orang siswa/wi, dinyatakan mampu dan memperoleh kejuaraan, yaitu:
*1. Juara 1 sebanyak 2 siswa/i, yaitu: Mohammad Iqbal dan Naura*
*2. Juara 2 sebanyak 1 siswa, yaitu Hasan Sholeh*
*3.Juara 3 sebanyak 3 siswa/wi, yaitu: Milani, Nabila dan Prasetyo*
Selanjutnya dari 6 siswa tersebut, 5 orang siswa menurut informasi dari guru ektrakurikuker PENCAK SILAT bpk PONIMIN, pada tanggal 23 dan 24 Nopember 2019 bulan depan, akan diikutkan dalam *Lomba Tanding PENCAK SILAT Tingjat Propinsi Jawa Timur di Surabaya. Semoga anak-anakku tersebut berhasil*
Oleh karena itu, sangat prinsip bagiku, bagi guru yang berseberangan dengan kepemimpiman aku, apalagi sampai melecehkan aku di media sosial facebook dengan sebutan *ANJING dan BABI*, serta masih banyak celotihan yang lain di group sekolah, silahkan mundur atau mutasi. Sebab bagi aku, guru yang bermental demikian, sudah tidak bisa diperbaiki. Aku anggap keberadaannya sama dengan tidak ada. Dan aku tidak akan menilai kepegawaiannya, dan bila aku terpaksa harus menilainya, maka nilai adalah terjun bebas alias nilainya SKPnya jelek.
*Aku masih punya mitra kerja yang lain sebanyal 12 orang yang patuh dan loyal padaku selaku kepala sekolahnya*
*Aku tidak butuh pada seseorang guru yang tidak tidak punya prilaku AKHLAKUL KARIMAH dan ETIKA pada orang lain. Lebih baik aku menuntun dan bekerja sama dengan orang yang BUTA dan BODOH sekalipun, namun nurut pada aturan kerja yang ada dan mau bekerja dengan tulus hati*


Read More

MENGENAL PENYAKIT HATI DAN• •PENANGKALNY DALAM PANDANGAN ISLAM•
•Oleh•
•Drs. H. MOH. HOLILI, M.Pd.I•
•Kepala UPT SDN MANDARANREJO II - Kota Pasuruan•
•Staf Pengajar di MMU Tingkat Aliyah Pondok Pesantren Sidogiri•
Setiap manusia tentu memiliki hati. Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat seseorang. Apabila hati ini baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat yang terpuji. Namun jika hati yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan niat jahat, dapat dipastikan bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh dari tindakan yang merugikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Muhammad Saw: “Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)
Perubahan sifat yang ada dalam hati ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang dimilii Allah SWT. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut:
1. “Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad)
2. “Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
3. “Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)
4. “Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.”
5. Meskipun demikian, kita harus terus berupaya untuk menjaga hati kita agar tidak terkena penyakit hati, yang menyebabkab kita tersesat dari jalan yang diridhoi Allah SWT. Begitu banyak penyakit yang dapat hinggap dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak.
Penyakit-penyakit hati tersebut dapat diketahui dengan melihat perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dalam kesehariannya. Perilaku yang mencerminkan rusak dan sakitnya hati seseorang diantaranya adalah:
1.Melakukan kedurhakaan dan dosa
Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal Rosululloh bersabda: “Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori)
2. Merasakan kekerasan dan kekakuan hati
Keras dan kakunya hati seseorang membuat orang itu tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah-masalah yang menimpa saudaranya sesame muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu dipengaruhi oleh apapun juga, dan hanya akan bertumpu pada keinginan pribadinya.
3. Tidak tekun beribadah
Ketekunan dalam beribadah merupakan sesuatu hal yang wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar memperhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa. Sedangkan orang yang hatinya mulai diliputi oleh “penyakit” tidak akan mampu tekun dan memperhatikan apa yang dilakukannya dalam beriadah.
4. Malas dalam ketaatan dan ibadah
Kalaupun ia beribadah, maka ibadah tersebut hanyalah sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya. Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji padahal sudah ada kemampuan untuk melaksanakan.
5. Perasaan gelisah dan resah karena masalah yang dihadapi
6. Tidak tersentuh kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an
7. Lalai dalam dzikir dan doa
8. Lalai dalam amar ma’ruf nahi munkar
Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan dianggap sama
9. Gila kehormatan dan popularitas
Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi dengan kemampuan yang semestinya. “Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)
10. Bakhil dan kikir atas hartanya
Allah SWT memuji orang-orang Anshor dengan firman-Nya:
Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung. (QS. al-Hasyr [59]: 9)
Rosulullah saw bahkan bersabda : “Tidaklah berkumpul pada hati seorang hamba selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.” (HR. Nasai)
11. Mengakui apa-apa yang tidak dilakukannya
Padahal penyakit ini yang menjadikan binasanya umat terdahulu. Alloh berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan . Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. ash-Shof : 2–3)
12. Bersenang-senang diatas penderitaan umat muslim
13. Hanya pandai menilai kadar dosa yang dilakukan dan tidak melihat pada siapa dosa itu dilakukannya
14. Tidak peduli pada penderitaan sesama muslim
15. Mudah memutuskan tali silaturahmi/persaudaraan
16. Senang berbantah-bantahan yang mneyebabkan hatinya keras dan kaku
17. Sibuk dalam urusan dunia semata
18. Suka berlebih-lebihan
*PENANGKAL / PENYEMBUHANNYA*
Perilaku tersebut diatas dapat dijadikan indikator awal akan adanya penyakit pada hati seseorang. Meskipun demikian, kita dapat menyembuhkan hati yang sakit tersebut dengan beberapa cara. Hal ini untuk mempertahankan keimanan yang ada dalam hati kita.
Rosulullah saw menggambarkan dalam salah satu sabda Beliau bahwa keimanan seorang hamba diibaratkan sebagai pakaian yang dibutuhkan untuk diperbaharui setiap saat. Beliau saw juga menggambarkan keimanan ibarat menatap bulan, terkadang bercahaya terkadang gelap, manakala bulan tersebut tertutup oleh awan maka hilanglah sinar dari rembulan tersebut, ketika gumpalan-gumpalan awan menghilang maka nampak kembali cahaya bulan tersebut.
Juga sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw : “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhari)
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim sebagai upaya penyembuhan penyakit hati yang dideritanya:
1. Membaca dan menyimak Al Qur’an
Allah SWT telah memastikan bahwa al-Qur’an adalah penawar dari penyakit, penerang dan cahaya bagi hamba Allah yang dikehendaki-Nya. Firman Allah SWT :
Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. al-Isra’ : 82)
2. Merasakan keagungan Allah SWT
Banyak dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang mengungkap tentang keagungan Alloh. Jika seorang muslim memperhatikan nash-nash tersebut, niscaya akan bergetar hatinya dan jiwanya akan tunduk kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui sebagaimana firman Allah :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. al-An’am: 59)
3. Mencari dan mempelajari ilmu agama
Yaitu ilmu yang bisa menghasilkan rasa takut kepada Allah SWT dan menambah nilai keimanannya. Tidak akan sama keadaan orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui.
4. Banyak berdzikir
Dengan berdzikir kepada Allah SWT keimanan bertambah, rohmat Allah datang, hati tenteram, para malaikat datang mengelilingi mereka, dosa-dosa terampuni. Rosulullah saw bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, andaikata kamu tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam berdzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas tempat tidurmu dan tatkala dalam perjalanan.” (HR. Muslim)
5. Memperbanyak amal sholeh
Banyak hal yang dapat digunakan sebagai lading amal sholeh bagi kita. Sedangkan bentuk dan cara memperbanyak amal sholeh diantaranya adalah:
a. Sesegera mungkin melaksanakan amal sholih
b. Melaksanakan amal sholih secara terus-menerus
c. Tidak gampang bosan dan capai dalam melaksanakannya
d. Mengulang beberapa amal sholih yang terlupakan
e. Senantiasa berharap apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT
6. Rajin melakukan ibadah
Di antara rahmat Allah SWT ialah dengan diberikan-Nya beberapa macam peribadatan, sebagiannya berbentuk fisik seperti sholat, sebagiannya berbentuk materi seperti zakat, sebagiannya berbentuk lisan seperti dzikir dan do’a. Bahkan satu jenis ibadah bisa dibagi kepada wajib, sunnah, dan anjuran. Yang wajib pun terkadang terbagi kepada beberapa bagian. Berbagai jenis ibadah ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai penyembuh dari penyakit hati atau lemahnya keimanan.
7. Takut meninggal dalam keadaan su’us khotimah
8. Banyak mengingat mati
Rosulullah saw bersabda: “Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi). Di antara cara yang efektif untuk mengingatkan seseorang terhadap kematian ialah dengan berziarah kubur, mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, dan lain-lain.
9. Selalu ingat akan tibanya hari akhir
10. Menelaah firman-firman Allah SWt yang terkait dengan peristiwa alam
11. Bermunajat dan pasrah kpeada Allah SWT
12. Tidak terlalu mengharap dunia
13. Banyak melakukan ibadah hati
14. Berdo’a kepada allah SWT agar dijaga keimanan kita
*Semoga kita terhindar dari penyakit hati yang dapat melemahkan dan bahkan menghilangkan keimanan kita kepada Allah SWT. Dan semoga Allah SWT memberikan perlindungan kepada kita, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin Allohummah Amin.*
&&&&&&&&&&&&&
Read More

Copyright © UPT SDN MANDARANREJO II KOTA PASURUAN | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com